"Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai murid-Ku. Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi murid-Ku. Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama. Aku bahkan tidak tertarik untuk mengubah tujuanmu, karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan. Cobalah apa yang telah Kutemukan ini, dan nilailah oleh dirimu sendiri. Jika itu baik bagimu, terimalah. Jika tidak, janganlah engkau terima." (Digha Nikaya 25 : Patika Vagga ; Udumbarika - Sīhanāda Sutta)



21 November 2011



"Pada masa depan, Agama yang ideal yang dapat dianut haruslah agama yang logis. Agama yang universal, yang mampu menjawab tantangan ilmiah dan ilmu pengetahuan. Dan hanya Agama Buddha-lah yang mampu menjawab tantangan tersebut"
"Albert Einstein"  

Kalau kita melihat agama Buddha 'secara sepintas' maka kita akan dihadapkan pada satu anggapan bahwa agama Buddha adalah agama yang tidak menarik, agama yang kadang-kadang terlihat bersifatmistis dan sudah tidak cocok lagi dengan kehidupan modern seperti sekarang ini. Mengapa demikian? Coba kita perhatikan semua perlengkapan sembahyang yang adadi altar. Ada patung yang maha besar dan kita bernamaskara atau satu persuju dan kepada patung tersebut sehingga orang lalu menyatakan bahwa agama Buddha adalah penyembah berhala. Kita juga akan menemukan dupa/ hio dan bunga yang miripseperti untuk sesajen. Kemudian ada lilin yang seolah-olah berkata bahwa agama Buddha belum percaya akan adanya listrik. Belum lagi terlihat gentong yang memberi kesan seolah-olah kita sedang berada disebuah toko barang antik. Kalau kita perhatikan lagi, kita akan menemukan makhluk-makhluk yang lebih antik lagi; yakni bahwa di zaman yang serba canggih seperti sekarang ini, kita tetap duduk di lantai bila sedang melaksanakan kebaktian.  
Dari sinilah kritikan-kritikan terhadap agama Buddha dilontarkan...!!! Kita mungkin pernah mendengar orang mengatakan bahwa agama Buddha adalah agama yang sudah kuno dan ketinggalan zaman. Hal ini dapat dimengerti karena mereka hanya melihat dari sudut tradisi/ luarnya saja. Padahal ajaran Sang Buddha tidak pernah ketinggalanzaman. Lalu apa buktinya bahwa agama Buddha itu mengikuti perkembangan zaman??? Setiap kali kita mengikuti kebaktian, kita tentu membaca tuntunan Tisarana dan Pancasila yaitu menghindari pembunuhan dan penganiayaan, pencurian, perzinahan, kebohongan, dan mabuk-mabukkan. Apakah Pancasila ini sudah kuno dan milik umat Buddha saja??? Apakah agama lain menghalalkan pembunuhan dan penganiayaan, pencurian, perzinahan, kebohongan, dan mabuk-mabukkan??? Tentu kita akan menjawab:"TIDAK" karena semua manusia pasti harus melaksanakan Pancasila baik pada masa yang lampau, sekarang maupun masa yang akan datang. Ini adalah satu bukti bahwa ajaran Sang Buddha selalu mengikuti perkembangan zaman.


Mungkin hal ini belum dapat memuaskan Saudara karena masih terlalu umum. Untuk itu mari kita lihatintisari/ jantung dari seluruh ajaran Sang Buddha. Apakah intisari/ jantung ajaran Sang Buddha itu??? Intinya adalah "kurangi kejahatan, tambahlahkebaikan, sucikan hati dan pikiran". Apakah hal tersebut hanya berlaku dizaman Sang Buddha dan hanya milik agama Buddha saja??? Apakah agama lain menganjurkan  "tambahlah kejahatan, kurangi kebaikan dan kacaukan pikiran??? "tentu tidak" Dengan demikian tidak ada lagi alasan untuk mengatakan bahwa ajaran Sang Buddha sudah kuno dan ketinggalan zaman. Karena sesungguhnya ajaran Sang Buddha selalu mengikuti zaman Bahkan Albert Einstein yang terkenalsebagai Bapak Ilmu Pengetahuan pernah menyatakan bahwa "Agama yang bisamenjawab tantangan ilmu pengetahuan adalah agama Buddha".


Oleh karena itu berbahagialah kita sebagai umat Buddha. Namun hanya berpuas diri sebagai umatBuddha masih belum cukup, karena ada ajaran yang lebih dalam lagi yaitu kita hendaknya bisa melaksanakan ajaran Sang Buddha di dalam kehidupan sehari-hari.Ini penting sekali karena ajaran Sang Buddha itu tidak hanya bersifat teori tetapi perlu dilaksanakan, Hal ini sama halnya dengan contoh orang yang mempunyai hobby berenang. Misalnya Saudara diberitahu bahwa berenang itu menyenangkan dan dengan bisa berenang maka Saudara tidak perlu lagi takut kepada air. Lalu Saudara suka berkhayal tentang berenang. Tetapi kalau Saudara tidak pernah mau mencoba, apakah Saudara akan bisa berenang, walaupun teori-teori berenang sudah dikuasai??? Apakah Saudara cuma cukup berbangga:"Ah... saya 'kan bisa teori berenang." Tentu tidak, Demikian pula dengan ajaran Sang Buddha, Ajaran Sang Buddha memang sungguh luar biasa, begitu agung, begitu indah dan tidak pernah ketinggalan zaman. Tetapi kalau Saudara tidak pernah mempraktekkannya, apakah hal tersebut akan bermanfaat??? Justru dengan melaksanakan ajaran Sang Buddha, Saudara akan bisa menyelesaikan permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari.


Lalu bagaimanakah cara menyelesaikan permasalahan kehidupan dengan ajaran Sang Buddha??? Sebetulnya ajaran Sang Buddha itu sudah terbabar di altar, hanya saja kita jarang memperhatikannya. Perlengkapan sembahyang yang dianggap kuno itu ternyata mampu menjadi salah satu medium yang dapat membabarkan Dhamma karena tersirat makna yang cukup dalam dan bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan:

1. Patung Sang Buddha
Patung Sang Buddha inibentuknya bermacam-macam. Ada yang menggunakan bentuk seperti payung yang adadi Candi Borobudur, ada yang menggunakan gaya India, Thailand, Srilanka, dsb.Kenapa bisa berbeda-beda? Karena sesungguhnya patung Sang Buddha bukan melambangkan/ mewujudkan manusia Siddharta Gotama. Jadi kalau Saudara berada didepan patung Sang Buddha, jangan Saudara membayangkan bahwa Sang Buddha ituseperti patung yang ada di hadapan Saudara atau yang pernah Saudara lihat.Kalau kita mengingat kembali riwayat hidup Sang Buddha, kita akan melihat bahwaketika Beliau masih menjadi bodhisatva, sesungguhnya Beliau memiliki satukehidupan yang sangat berlebihan; ada harta, tahta dan wanita. Namun PangeranSiddhattha adalah manusia yang mempunyai cara berpikir yang berbeda. KetikaBeliau menyadari bahwa hidup ini sesungguhnya tidak kekal dan tidak memuaskan,Beliau pun memutuskan untuk mencari obat yang dapat mengatasi ketuaan, sakit,lahir dan mati; walaupun sangat menderita, Beliau terus berjuang. Bahkan padasuatu hari Beliau bertekad untuk tidak akan berdiri dari tempat duduknyasebelum menemukan obat sakit, tua, lahir dan mati; dan malam itu juga Beliauberhasil menembus hakekat hidup yang tidak kekal yang disebut mencapaiNibbana/padamnya keinginan, yang sekarang diperingati setiap hari Waisak.Inilah sesungguhnya makna yang terkandung dari patung Sang Buddha yaitu lambangsemangat yang tidak pernah kenal putus asa. Ketika melihat patung Sang Buddha,hendaknya muncul semangat untuk bekerja, semangat untuk berjuang dalam meraihcita-cita. Kita bersujud di depan patung Sang Buddha adalah untuk menghormatiGuru kita yang telah mengajarkan kebenaran, jadi bukan menyembah pada patung.Dengan demikian, kita tidak akan pernah kekurangan/kehilangan semangat dalamperjuangan hidup kita.

2. Lilin
Lilin ini sesungguhnyajuga merupakan suatu lambang. Seperti lilin yang rela hancur demi menerangikegelapan, demikian juga hendaknya seorang umat Buddha mau berkorban untukkebahagiaan makhluk lain. Pengorbanan besar telah diberikan oleh Guru kita; 6tahun menderita dan membaktikan diri selama 45 tahun untuk mengajarkan Dhammasetiap hari. Kita pun sebagai murid-muridNya hendaknya bersikap demikian;seperti lilin yang menerangi kegelapan, demikian juga hendaknya kita sebagaiumat Buddha bisa menjadi pelita di dalam kehidupan bermasyarakat dengankebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha.

3. Bunga
Bunga melambangkanketidak kekalan; hari ini indah dan wangi tetapi besok akan layu, lusa akanmembusuk dan dibuang. Demikian pula dengan diri kita; hari ini kita masihsehat, kuat dan cantik tetapi dengan berlalunya sang waktu; kesehatan, kekuatandan kecantikan kita pun akan berkurang. Seperti bunga yang sekarang segar,besok akan layu dan dibuang; demikian juga hendaknya kita selalu menyadaribahwa pada suatu ketika kita pun akan dibuang, berpisah dengan yang dicintaidan berkumpul dengan yang dibenci. Oleh karena itu, tidak ada gunanya kitasombong/berbesar kepala karena semua ada batasnya dan tidak kekal. Ini adalahDhamma yang dipesankan lewat altar.
4. Air
Air ini melambangkanpembersih segala kotoran. Seperti air yang membersihkan semua debu-debukekotoran; demikian juga ajaran Sang Buddha hendaknya bisa membersihkan segalakekotoran yang melekat di batin dan pikiran kita baik ketamakan, kebencianmaupun kebodohan.

Dikutip dari ww.samaggi-phala.or.id
By Bhikkhu Uttamo Mahathera